Kamis, 15 Maret 2012

Hujan Tahun Lalu

Aku Rindu Akan Hujan Tahun Lalu

Malam
Bahkan mendekati tengah malam
Butuh waktu sekitar 2 jam lagi untuk menungggu tengah malam
Masih terekam jelas dalam benakku
Suasana yang tenang malam itu,
membuat aku terlarut sesaat

Aku berbenah dan siap untuk tidur
Tapi sayangnya ada sebuah pesan singkat yang tak membolehkan aku menutup mata,
bahkan mungkin aku harus memasang telingaku dengan cermat
Dia bilang dia ingin katakan sesuatu
Dengan rasa bimbang,
aku memikirkan sebuah jawaban
Oh mungkin bukan sebuah jawaban,
tapi sebuah alasan
Agar aku tak perlu mengangkat panggilannya
atau bahkan mendengar apa yang ingin ia katakan

Sungguh ada apa dengan hati ini malam itu
Hujan terdengar semakin deras
Harusnya suara rintikan hujan itu membuat aku tenang sekarang
"harusnya"
Tapi malam ini aku gelisah
Entah alasan apa yang harus aku berikan untuk menolak panggilannya
Dan sayangnya hati berkata lain,
hati merasa kasihan dan terenyuh akan usahanya malam ini
Akhirnya pun aku mengangkat panggilannya

Tangan gemetaran
Sesekali telepon genggamku lucut dari tanganku
Keringat bertolak belakang dengan suasana malam itu
Dalam benak bertanya-tanya,
apa yang sebenarnya ingin ia katakan?
Ia mulai pembicaraan
Dengan bahasa yang tak biasa ia ucapkan sehari-hari
Ia membuatnya "beda"
Kemudian sampai pada saat ia mengatakan sebuah kalimat

Aku berada di ruang tamu
Masih dengan telepon genggamku
Menidurkan diri dalam empuknya sofa malam itu
Dengan keadaan gelap
Tiba-tiba mamah menghampiri dan menyarankan untuk istirahat
Bersamaan dengan itu dia (dalam telepon) mengatakan sebuah kalimat pendek
Tak sengaja aku memutuskan pembicaraan untuk tidur
Dan aku tak pernah tahu kalimat apa yang ia katakan malam itu
Hingga sekarang

Hujanku yang selalu memancarkan langit yang berkharisma :)

0 komentar:

Posting Komentar