Kamis, 23 Agustus 2012

Lama Tak Mengundang Maut

Beranjak meninggalkan dan beranjak ditinggalkan.
Tenggorokan mencekat semalaman.
Teringat akan dosa-dosa yang telah aku buat karena Sang Pembuat Maut.
Jeda berselang riuh suara sorak sorai.
Tanpa ragu menatap matanya dan berikan senyuman.
Meski dalam hati sakit tak terduga.

Setiap kali kutuliskan torehan kesedihan dalam sebuah catatan selalu akan mengundang maut.
Namun yang kurasa, mereka hanya ingin tahu saja isi kehidupanku.
Aku bukanlah seorang dengan embel-embel si public figure kan?
Aku hanya seorang yang biasa, yang menjalankan aktivitasnya baik di rumah maupun sekolah.
Tiada yang spesial, tiada yang perlu diungkapkan dari seluruh isi kehidupanku.
Sebenarnya maut itu bukan tertuju padaku.. Ya kan?

0 komentar:

Posting Komentar